PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) atau yang lebih
dikenal dengan sapaan SH Terate adalah perguruan silat yang bertujuan mendidik
dan membentuk manusia berbudi luhur, dapat membedakan benar dan salah,bertaqwa
kepada Tuhan YME, mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari
sendiri serta mengutamakan persaudaraan dengan sesama dan berbentuk sebuah
organisasi yang merupakan rumpun/aliran Persaudaraan Setia Hati (PSH). SH
Terate termasuk salah satu 10 perguruan silat yang turut mendirikan Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada kongres pencak silat pada tanggal 28 Mei
1948 di Surakarta.
PSHT dibentuk pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Harjdo
Oetomo di Madiun. Yang menurut sejarahnya pada tahun 1902 di kampung Tambak
Gringsing, Surabaya, Ki Ageng Soerodiwirjo meletakkan dasar bagi gaya Pencak
Silat Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, Gerakan Setia Hati disebut Djojo
Gendilo Tjipto Muljo dan untuk kerohanian serta kespiritual Setia Hati disebut
Sedulur Tunggal Ketjer atau STK. Pada tahun 1917 Ki Ageng Soerodwirjo pindah ke
Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo, Madiun. Ki Ageng
Soerodwirjo merupakan keturunan bangsawan di daerah Gresik Jawa Timur. Beliau
dijuluki Ngabei, sebuah gelar bangsawan eksklusif yang diberikan Sultan bagi
mereka yang sudah layak secara rohani.
Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo (veteran perintis kemerdekaan
1883-1952) meminta ijin kepada Ki Ageng Soerodiwirjo untuk melakukan pelatihan
Sehia Hati bagi generasi muda dan Ki Ageng Soerodiwirjo mengijinkannya, tetapi
dengan catatan harus dibuat dengan nama yang berbeda. Maka Ki Hardjo Oetomo
mendirikan Setia Hati Pemuda Sport Club atau SH PSC, yang kemudian diubah
menjadi Persaudaraan Setia Hati Pemuda Sport Club yang berubah menjadi
organisasi, dan organisasi ini kemudian disebut Persaudaraan Setia Hati Terate
atau PSHT. Ki Ageng Hadji Soerodiwirjo wafat pada 10 November 1944 di Madiun.
Semakin lama, PSHT mulai tersebar ke seluruh Indonesia. Mas Irsyad yang merupakan
siswa pertama Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah tokoh penting dalam popularitas
PHST. Mas Irsyad juga menciptakan 90 Basic Exercise, Jurus Belati, dan Jurus
Toya. Pemimpin spiritual (1939-1987) adalah siswa Mas Irsyad yakni Mas Imam
Koesoepangat. Penggantinya, mas Tarmadji Boedi Harsono (1987-2014), untuk saat
ini dewan pusat PSHT dipimpin oleh Kolonel Inf (purn.) Mas Richard Simorangkir
sampai pada digelarnya Prapatan Luhur pada tahun 2014.
Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan pada lima
prinsip dasar: Persaudaraan (Brotherhood atau persaudaraan), Olah Raga (Sport),
Bela Diri (Self-pertahanan), Seni Budaya (Seni dan budaya), Kerohanian Ke SH-an
(pengembangan Spiritual).
Lambang PSHT memiliki makna masing-masing. Segi Empat panjang dalam lambang
SH Terate bermaknakan Perisai. Perisai bisa diartikan sebagai benteng atau
pertahanan diri, Segi Empat juga bisa melambangkan 4 arah mata angin dan
ditambah satu sebagai porosnya. Warna Hitam sebagai dasar melambangkan kekal
dan abadi, sesuai dengan semboyan PSHT, selama matahari bersinar, selama Bumi
masih dihuni oleh Manusia, semoga Setia Hati tetap jaya, kekal dan abadi
selama-lamanya. Persaudaraan dari kata PSHT diartikan persaudaraan kepada
semua, visi kata persaudaraan ini adalah semuanya adalah saudara dan saudari.
Setia Hati dari kata PSHT diterjemahkan sebagai Setia Pada Hatinya Sendiri.
Hati Yang Bersinar digambarkan pada lambang, sinar yang berasal dari hati ini
adalah representasi simbolis dari konsep persaudaraan. Terate atau bunga
teratai adalah bunga yang bisa hidup di air dan di darat, ini menggambarkan
tekad, ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi. Garis Merh Tegak vertikal
ditemukan di sisi kiri lambang, diapit pada setiap sisi menjadi garis putih,
ini adalah Jalan Yang Lurus, melambangkan pertumbuhan mental dan spiritual
siswa dan warga PSHT yang lurus dan menegakkan kebenaran. Senjata melambangkan
jalur fisik bahwa seseorang harus mengikuti untuk akhirnya mencapai pertumbuhan
rohani dalam keimanan.
PSHT memberikan aturan panggilan antara mereka yang sedang belajar dan
berlatih dan mereka yang telah disyahkan, yang sedang berlatih dan belajar
dalam arti belum disyahkan disebut Adik Siswa/Murid, sedangkan untuk yang telah
disyahkan disebut Warga. Siswa yang masih dalam proses belajar harus memanggil
Mas atau Kakak kepada semu warga SH Terate.
SH Terate memiliki tingkatan bagi warganya. Yang
pertama adalah Siswa (pemula), untuk disyahkan menjadi warga SH Terate, siswa
wajib mengikuti latihan fisik dan penggemblengan mental spiritual minimal Dua tahun,
dalam menjadi siswa selama dua tahun akan ada empat tingkatan yang
masing-masing ditempuh siswa selama enam bulan latihan. Yang kedua adalah Siswa
Polos atau Hitam yang ditandai dengan Sabuk berwarna Hitam. Dalam tingkatan ini
siswa akan diajarkan tentang SH dan SH Terate, pengenalan gerak dan gerakan
tangan dan kaki termasuk senam dan jurus diajarkan pada tingkat ini walau hanya
1-2 pukulan, tendangan dan pertahanan, senam ke-30 dan jurus keenam. Yang
ketiga adalah Siswa Jambon atau merah muda, siswa yang sudah lulus dari
tingkatan siswa polos disebut siswa jambon dengan diberitanda sabuk berwarna
jambon atau jambu biji, pada tingkat ini siswa akan ditingkatkan pemahaman
serta pengamalam terhadap ke-SH-an dan akan ditambahkan gerak dan gerakan
maksimal menjadi 3-4 pukulan, tendangan dan pertahanan, senam ke-50 dan jurus
ke 13-14. Tingkatan keempat adalah Siswa Hijau dengan sabuk berwarna hijau,
pada tingkat ini gerak dan gerakan kaki dan tangan ditambah menjadi 5-6
pukulan, tendangan dan pertahanan, jumlah senam antara 46 sampai 60 dn jurus
15-20an. Senam dan jurus Toya diajarkan pada tingkat ini. Selanjutnya adalah
tingkatan Siswa Putih, Semua gerak dan gerakan tangan dan kaki berupa
pukulan,tendangan,pertahanan,senam,jurus termasuk toya, teknik kuncian dan cara
melepaskan dan pernafasan telah diberikan semua kecuali jurus ke-36. siswa yang
sudah sampai di tingkat ini adalah siswa yang sudah siap fisik dan rohaninya
untuk menjadi warga SH Terate, kecuali siswa yang belum sampai pada persyaratan
usia minimal. Yang terakhir adalah tingkatan Warga, jalur PSHT dibagi menjadi
tiga derajat, Gelar Pertama atau tingkat satu, Gelar kedua atau tingkat dua,
Gelar ketiga atau tingkat tiga.
Senjata yang digunakan dalam pencak silat adalah
kombinasi senjata adat seperti, pisau dan belati, golok dan parang, trisula,
toya atau tongkat kayu, celurit, krambit.
Semboyan-semboyan PSHT, * Memayu Hayuning Bawana *
Soero diro Djojo diningrat lebur dining Pangastuti * Ngluruk tanpa
Bala Menang tanpa Ngasorake * Sepiro Gedenging Sengsara yen tinampa
amung Coba * Selama matahari masih terbit dari timur,dan terbenam
di barat. Selama itu pula lah Persaudaraan Setia Hati Terate akan
jaya selamanya"
Komentar
Posting Komentar